Rabu, 19 Desember 2012

Coffee and love are best when they are hot !


Radit : Part 2

Selonjoran dikamar menikmati mendung siang ini, ditemani Tab pinjeman buat mengedit foto dan segelas kopi. Humm… Rasanya menyenangkan. Sambil pindahin foto – foto  hasil tiga hari dua malam di Jogja. Sepuluh hari yang lalu, lagi – lagi Jogja menciptakan kenangan. Kali ini bukan Vara, tapi Radit. Dan tentunya bersama trafficlight.

Rencana ke Jogja untuk menemui Radit, dan berbagai rencana yang sudah dia siapkan, gagal. Kecewa? Mungkin iya. Tapi seperti yang dia bilang, “jangan dipaksakan”. Dan aku tak ingin memaksakan kekecewaan itu. Hanya nggak bisa bertemu aja kan? Tapi aku masih bisa, ada dan menikmati bersama dua sahabat gila ku. Penasaran, iya. Sitik. Hahaha.. Bertahan… Bertahan untuk nggak menghubunginya. Bertahan untuk nggak kasih tau dia kalau aku udah di Jogja. Entahlah, takut, malu, penasaran, semuanya yang membuatku frustrasi. Sampai sore itu, melihat status di WhatsApp-nya. Cukup bikin tersenyum pas baca. Keinget beberapa waktu lalu, dia yang begitu membanggakan moge-nya, hasil kerja kerasnya selama ini. Mengajakku keliling Jogja bersama moge-nya.

“Tamansari panas banget.” Delapan menit kemudian.
“Di Jogja? Kapan dateng?.” Terbalas satu jam kemudian.
“Tadi pagi..”  hihihi.. bo’ong ding, tadi malem.
“Pulang kapan?
“Besok siang”
“Nanti malem acara kemana? Ketemu?”
“Nanti malem ada yg mw night riding kan? Nanti dikabari deh..”

Kita nggak akan pernah tau rasanya sebelum kita mencobanya. Frustrasi awalnya, pengen banget kasih tau dia kalo aku ada di Jogja. Tapi ternyata, ya cuma gitu aja rasanya. Melangkah mundur perlahan.

“Jadinya?”
“Cabaret show, Mirota. Malioboro. How?”
“Hmm.. maybe aku ikut nite ride aja yah. Malioboro malming gini pasti macet. Kalo udah slese aja kabari lagi”

Sangat, sangat menikmati cabaret show malem itu. Meski dapet bonus diguyur segelas es tape, keguyur seh lebih tepatnya. Sengaja, gak kabarin dia lagi malem itu. Melangkah mundur perlahan, sedikit menenangkan.

Hari terakhir di Jogja, badan masih pengen ada di kasur tapi mata udah kudu melek dan muka udah kudu seger. Dinginnya air pagi itu gak menyurutkan langkahku untuk mandi. Bersemangat lagi nampaknya. Iya, karena ada yang pagi – pagi ngajakin sarapan ma keliling kota. Dia datang! Tapi ajakan itu dengan sangat berat hati, ku tolak. Alasannya? Entahlah. Semangat itu tak sama lagi. Dan aku ke Jogja ini tidak sendirian.

Perbatasan Jogja, aku pamit. Kita sudah pernah berjabat tangan. Tak lagi terpikirkan olehku, tak mengharapkan lagi tuk sampai bergandengan tangan. Selangkah lagi mundur, menjauh.

Sehari. Dua hari. Tiga hari… Tak ada kabar. Tak ada pesan singkat, telpon atau komentar apapun. Semua socmed-nya sepi. YM, WhatsApp, Facebook tak ada yang berubah sedikitpun. Tak ada foto terbaru di Instagram, apalagi Twitter, di DM ku pun nihil. Merindukannya kah? Maybe. Aku bertahan. Tapi entahlah, aku juga gak tau apa yang aku pertahankan. Egois mungkin. Mungkin dia, bertahan pula pada egoisnya.

Apa yang dia pikirkan? Apa yang aku pikirkan? Masih terlalu dini kah untuk memikirkan sebuah hubungan? Masih terlalu dini untuk memikirkan perasaan masing – masing. Ada yang berubah, itu pasti. Tak ada lagi yang mengkomentari hasil fotoku. Ponsel ku tak lagi berdering tuk sekedar pesan singkat atau telpon menanyakan kabar. Simple sih. Tapi cukup ada yang membuat jeda di hari – hari ku, menekuri waktu.

Sepuluh hari berlalu, semakin terkikis. Perlahan kembali pada kondisi sebelum aku mengenalnya. Bersahabat dengan waktu, bersahabat dengan keadaan. Bersahabat dengan hati, bersahabat dengan rasa. Aku menyerah. Jika sudah begini, hanya berpasrah pada andil Tuhan kah? Who knows, next time? Dunno. Aku semakin tenang, semakin mengenangnya. Anggap saja sedikit percikan cat pada kanvas hidupku. Tak terlalu buruk seperti yang lalu. Menikmatinya. Tapi aku menyerah.

Foto editanku ter-upload. Melirik sejenak pada timeline di Instagram. Foto terbaru darinya, ter-upload dua jam yang lalu. Komentar terakhir tiga menit yang lalu. Dia kembali. Dari mana? Masih perlukah tuk cari tahu? Ah, aku lupa pada kopi ku, meneguknya yang tak lagi panas. Sedetik kemudian, ponsel ku berdering, SMS : “Apa kabar, Dek?”

Sejenak teringat tulisan pada tatakan gelas di salah satu CafĂ© di Jogja malam itu, “Coffee and love are best when they are hot”. -

Rabu, 14 November 2012

Lovember dijogja..

part 1...


 iya.. kata kamu, cinta yg memilih ku.. kata kamu saat km melihat profil ku di milis khusus..3November 2005.. "greysoul, boleh kenalan?" pesan pertama kamu yang aku terima.. beberapa hari kemudian baru ak jawab "boleh Dok, cuma kenalan kan? ga pake meriksa saya sakit apa?" dia dokter di Bantul, Lalu datang seseorang yang mulai menghujanimu dengan perhatian, walaupun jarak menjadi tembok..  ya.. Jogja.. kota penuh cinta yg aku rasa saat itu.. di februari  Aku dan kamu, telah tiada–berganti kita..

part 2...


demi masadepan dia, dia harus pindah tugas.. dia memilih Samarinda, aku melepasnya di Jogja dan saat itu ak berfikir, kenapa tidak Jakarta? kamu bilang aku ingin kelak kita bisa membangun usaha bersama di kota itu sayang, aku mengiyakan.. lagi lagi jarak menjadi sosok terjahat buat aku dan dia.. seiring dengan keberhasilan aku dan dia, aku merasa ternyata jarak hanyalah jarak.. aku bisa mengalahkan mu!! seperti km bilang, hanya tangan kiri ku yang pas ak genggam di tangan kanan mu.. aah.. rasanya, aku benar benar membuat jarak terdiam membisu..

part 3...


sepi adalah perjalanan panjang dua orang yang tak lagi saling memandang.. jleb banget deh.. nemu kata kata ini dari kejadian nyata didepan mata ku pas 4th yg lalu yg ak tulis di hp jadul ku dulu saat pura2 smsan saat mobil melaju kencang tanpa suara manusia didalam nya.. sepi.. karena kami sudah tak sudi lagi saling memandang.. jogja, 13 november 2008.. dan kami berpisah.. iya.. aku kembali ke semarang, dia ke samarinda.. Lalu aku akan menjauh darimu, menyusuri setiap jalan yang belum sempat kita lalui bersama, sendiri..

Senin, 22 Oktober 2012

Menunggu dan Selamat Datang.


Tepat ketika matahari mulai bermalas2an menunjukkan teriknya. Aku sampai di tempat perhentian yang akan kita anggap sebagai tempat yg cukup adil untuk bertemu. Kamu jauh, akupun jauh -meski tak lebih jauh darimu-. Satu keistimewaan yang tidak semua orang miliki, meski tidak sedikit pula yg bisa memahami. Ada jarak yg menghubungkan kita. Jarak yang sifatnya fisik.

Menunggumu. Dan Ini hanya sepenggal waktu (-pikirku), dari sekian banyak waktu yg akan terlalui denganmu, ataupun tidak. Sepenggal waktu ini, tidak akan ada apa2nya, mungkin. Tapi aku suka. Saat ini aku suka.

Menunggu, meski semua orang mengatakan penuh kebosanan, tapi aku mengatakan ini cara mencermati sekeliling dengan kenyamanan. Setidaknya, saat ini aku mengatakan demikian.

Ini menunggu dengan caraku, yang tak akan banyak bersyarat. Cukup adakan makanan kecil dan kopi, lalu satu buku yg cukup menarik menyita perhatian. Tak pula akan aku kuatirkan sekeliling, selama aku punya tujuan.

Dan kini kamu sudah sampai, baru saja menghubungiku melalui telepon genggam. Sedikit menggangguku mengetik cerita ini, tp apapun yg terjadi..selamat datang.

:)
Kampung Kopi Banaran.
21 oktober 2012

Jumat, 28 September 2012

kata hati? bodoh!!

tak ada yang salah mendengarkan dan mengikuti kata hati.. tapi jika kamu selalu terluka karena nya, mulailah memikirkan dan mengikuti logika.. @adiems


yup.. ak dapet kata kata manis menusuk itu dari twitter seorang komposer keren dr Indonesia.. aku bilang manis menusuk.. iya.. manis banget saat kita disetujui oleh orang lain untuk ikutin kata hati kita yang biasanya "bodoh" dan terjungkal dengan manis nya saat kita berfikir dan sadar kalau kadang yang kita lakuin salah dan bikin sakit.. :D

yaa.. ak melakukan kebodohan lagi dengan menerima lelaki ku tanpa ada perjanjian adanya perubahan sifat dan memimalisir apapun yang membuat kita tidak nyaman atas hubungan ini akhir akhir ini..

pada saat dipaksa berfikir dengan logika (yang seharus nya sebagai lelaki aku punya banyak.. hahaha..) aku merasa susah.. merasa sendirian, iya.. sendirian.. hal yg aku takutkan aku lewati masa tua nanti sendirian.. tapi.. hubungan kami toh ga akan pernah dilegalkan di Indonesia kan?? jadi cepat atau lambat pasti pisah.. ya sudah.. apa lg yg harus aku pertahan kan? cukup gak pikiran ku yang pake logika ini?


_greysoul_

Rabu, 19 September 2012

Named : TA*K

Jatuh cinta ~ Menyayangi ~ Sakit hati ~ Kehilangan ~ Dendam ~ MoveOn ~ Ikhlas
(dan segala kosakata proyeksi hati)

Berawal dengan sighing.. Hmm..
Melepaskan sesuatu yang dirasa 'pernah' berharga dalam hidup adalah SANGAT susah. Melihat seseorang yang dekat dengan kita, orang tua, saudara, sahabat dll, meskipun hanya pergi sementara pun terkadang kita juga merasa 'berat'. Apalagi ketika kita kehilangan seseorang yang pernah sangat berarti dalam hidup kita, seseorang yang pernah mengisi kekosongan waktu kita, seseorang yang ada untuk kita, seseorang yang kita sayang dan 'pernah' menyayangi kita. Seseorang yang 'pernah' kita inginkan dan kita harapkan. Yah, kalian pasti tahu rasanya.. Berasa hati teriris meringis kan? Kalo bahasa lebay-nya : serasa dunia runtuh. Hahaha...

Terkadang tidak pernah kita sadari, bahwa sebenarnya ada cara jitu untuk menanganinya. Menyelesaikan kegalauan kronis itu. Simple. Belajarlah ketika kita PUP, alias buang air. Jorok ya? Ahaha... Klo gak jorok, gak belajar *iklan banget*. Makanan yang keluar adalah makanan yang 'pernah' kita cerna. Air yang terbuang adalah air yang 'pernah' ada ketika kita haus. Makanan yang 'pernah' berjasa mengisi kekosongan perut kita. Tapi sadarilah, mereka juga HARUS pergi. Atau kita akan sakit kalau terus memepertahankannya bukan?

Jadi, sesuatu yang SIMPLE gak boleh jadi RUMIT kan ya?
Belajarlah 'melepaskannya', belajarlah 'merelakannya' jika kamu tidak ingin semakin 'tersakiti' olehnya. Belajarlah melihat dia pergi, karena kamu tidak akan mengambilnya lagi. Singkatnya... Belajarlah memposisikan hati kita seperti saat PUP dan (pada keadaan tertentu) posisikan dia sebagai EEK -Trust me, it works!- *devil laugh*

Sesuatu... Terkadang harus pergi dan akan tergantikan dengan yang lain. Seperti yang mereka bilang : roda kehidupan terus berputar. Dan kita pun juga sangat mungkin pergi dan menggantikan yang lain. So...... Salam EEK temans... *wink*

Sabtu, 15 September 2012

paranoid symptom

"Be who you are, and say what you feel, Because those who mind don't matter, and those who matter don't mind" - Dr. Seuss

Siang di Jogja, dan ini panas. 

Matahari juga laksana mesin penghangat tubuh yg sedemikian tajam. Menusuk dan menghujam. Panas dan gerah. Di luar dan di dalam. Terjaga pun tak dapat dilawan. 

Ini panas..yang belum juga diam.

Manusia. 

Masing-masing unik. Masing-masing suka mengusik. Dan manusia tidak suka tinggal diam..
Ya..terlahir dengan segala keterlengkapan yang minim. Keluasan yang terbatas. Kebebasan yang mengikat. Kedamaian yang terusik. 


Riuh, yang masih juga belum diam.

Belum ada 2 x 24 jam yg lalu, kedua teman absurd sy yg selalu bimbang ini mencetuskan satu pokok permasalahan yg sy alami. "Paranoid Symptom", atau gejala paranoid. Kecemasan berlebihan. Berlebihan karna sudah tidak sesuai porsi. Mending2 kecemasan itu beralasan kuat. Ini cuma gara2 omongan orang. Ga penting dari segala yang ga penting. Kenapa?

Okey, sy cewe, usia 27, dan punya pasangan lebih muda beberapa taun. Well? Biasa aja kan? Harusnya. Cuman, (menurut sifat berlebihan saya,) ternyata ada beberapa pasang mata dan telinga (entah berapa hati, haha) yg menganggap tidak juga sebagaimana biasa. Tentu, kaitannya erat sama macem2 hal. Dari hal kecil yg dateng dalam diri sendiri, sampe hal2 yang (katanya) besar, yang datangnya dari luar. Tidak juga menjadi beban, sebenarnya.. Tp ada yg namanya ikatan dari keteraturan sistem, role play, norma, adat, aturan main, juga yang namanya setiap-orang-punya-pikirannya-sendiri-sendiri, yang tidak bisa dikontrol. 


Manifestasinya macam-macam. Mulai dari omongan dan tingkah laku, sampai dengan tatapan yang tajam, hingga sedikit saja ada lirikan dengan porsi yang "berlebih", kadang memiliki artinya yang lain. Lain dengan apa yang kita harapkan. Dan tidak sedikit, hal itu mampu mengecewakan, bikin down, bikin kita ga punya daya untuk melawan rasa "duh...kok gitu sih...". Lalu panik, takut akan judgement dari manusia, yang notabene kita semua adalah sama. So ?

Well, that's life.. 
Itulah kehidupan, saudara-saudara. Suka atau tidak. It happens all the time
Tapi satu yang pasti. Kita tidak makan dari omongan mereka. Apapun yang terjadi dalam hidup kita sampai detik ini bisa bersapa, mengkayakan batin kita masing2. Dan itu kelemahan orang lain, karena mereka tidak tau, karena mereka tidak mengalami apa yang kita alami. 

And that's it. 
Live it as you were, because you are very special. ;)


- lightshadow -

Kamis, 13 September 2012

kepadamu, lelaki ku..

yups.. masih aku sebut kamu lelaki ku.. sesosok makhluk berjenis kelamin lelaki yang buat sebagian orang sangat sempurna buatku.. mereka bilang sangat sempurna buatku. kata mereka yang tidak mengenal mu lebih dalam dari aku. katanya km ganteng, pinter, pengertian, dan sangat mencintai aku.. kadang cuma bisa ketawa.. iya..ketawa miris.. aku capek.. ak capek menjadi manusia yg bukan aku pada saat dengan mu lelakiku.. aku tau, gak mungkin ak menjadi diri aku sendiri saat aku berhubungan dengan siapapun itu.. karena cuma kita saja yg mengerti diri kita.. tapi.. aku capek.. aku bosan harus selalu sempurna untuk lelaki sempurna sepertimu.. sekarang.. ak merasa lebih bebas tapi juga kosong.. terimakasih lelaki sempurnaku.. tapi kamu tidak sesempurna itu kalau kamu tidak bisa menerimaku apa adanya..

_greysoul_

Jumat, 27 Juli 2012

Menemuimu

Waktunya terus berjalan..
Aku jadi semakin gak yakin tuk jalani sesuatu yang tinggal beberapa jam lagi. Ketemu kamu.
Waktu yang di rasa terlalu 'memaksa' gak seh? Aku tahu ini salah. Gak seharusnya kita rencanakan ini semua. Karena ini salah!.
Trus, buat apa aku bohongin semua orang? Buat apa aku harus bela - belain nurutin mau mu? Matengin rencana hanya tuk sekedar membuatnya 'berjalan lancar & menyenangkan'.
Aku tahu ada sesuatu yang gak 'pas' buat kamu. Aku tahu, aku terlalu 'berlebihan' tuk siapin semua ini. Rasa sakit merindu, haus bersentuh, memelukmu, menerkam kulitmu, hasrat menyayatkan kuku cantik ku dan lagi - lagi bekasnya sangat nyata dihatiku.
Yah semua itu yang hari ini -paling tidak sedikit- akan terobati. Apa aku harus peduli yang kamu pikirkan? Apa kamu pernah peduli ketika aku sakit? Apa kamu peduli ketika aku harus 'memikirkan' semua tentang 'KITA'??
Dan beberapa jam lagi, semua kerinduan akan bertemu. Rindu yang sebenarnya. Rindu saling menyakiti. Rindu saling menorehkan luka. Rindu bertanya. Ah, Rindu.
Apa aku masih harus merasakan ketidaknyamanan? Ketakutan? Segala kerumitan tuk sampai disana? Menemuimu?

Tidak!
Aku lakukan yang aku mau.

Rabu, 27 Juni 2012

tinggal bareng?

tingkatan hubungan di "duniaku"


hmm..agak males sebenarnya nulis ini..antara harus jujur terbuka atau membiarkan masalah ini mengalir..hmm..membiarkan mengalir dan tak tau sampai mana ujung nya??kliatanya sih gitu.. hhmm... ok,im gay.. *berharap ada yg kaget* *hahahaa...*

iya..mungkin diantara 2 teman ku yg "agak" normal ini ak yg paling ga normal.. hehehe..

hubungan di dunia Gay sangat rumit, hubungan yg sangat tertutup di lingkungan umum dan hubungan yang sebenarnya bisa dbilang buang2 waktu.. hhmmm.. iya.. buang2 waktu.. udah setahun setengah aku jalan ma "ubur2" 25 tahun, dokter umum, asli nya sih Solo..cuma 7 bulan terakhir dia pindah dinas di kota kecil di pinggiran Jawa Timur, demi spesialisnya.. dan saya "sapi" 27 tahun dengan pekerjaan yang menjadi hobi saya yaitu travelling..hehehe...beda yah..

balik ke permasalahan relationship gay yang mau dibawa kemana.. sekarang yah, normalnya kita berhubungan dengan orang lain mau kemana sih? kadang pengen lanjut ke jenjang selanjutnya kan? lah klo aku? sama sama cowok, mo nikah juga?? gak urusan sih sama agama, karena agama adalah privasi masing2 orang kan? apa yg Tuhan fikirkan gak diketahui oleh manusia kan? masalahnya bermula dari keisengan saya mengikuti audisi lomba masak di televisi nasional, ternyata saya lolos untuk wilayah surabaya, dan tidak di setujui oleh ubur2.. iya dia gak setuju.. dengan banyak alasan.. huftt...

perlu tau alasan nya ga sik? *berharap ada yg pengen tau*
ok alasan yang pertama adalah takut kehilangan aku.. *basi ga??*
alasan yang kedua pengen ak bekerja dengan office hours 8-5 sore..dan sejak itu dia mulai berfikir untuk tinggal bareng.. yup..pada saat hubungan yang "mau dibawa kemana" ini kepentok dengan yg namanya regulasi dan adat "ketimuran" para pasangan yg bermimpi untuk bahagia ini akan menempuh tinggal bersama.. dengan berbagai macam resiko yang ditempuh.. susah sih.. secara sapi dengan kehidupan sosialita nya harus tinggal di kota kecil (banget) dan do nothing!! iya..hanya ngerjain kerjaan sampingan dr rumah dan ga ngapa2in gt..omaigosh.. bener2 ga sih dia masa depan sapi??

_greysoul_

Senin, 02 April 2012

counterpain..

saat ak krasa sndirian,ak tau ak kemana..
saat ak krasa gembira,ak tau akan ak bagi dgan siapa..
saat ak bener-bener jatuh,ak tau siapa yg akan menggangkat aku..
saat ak bener-bener butuh pertimbangan untuk memutuskan sesuatu,aku tau dengan siapa aku membaginya..
dan yang paling penting..saat ak bosan memakai topeng, ak tau kapan harus membukanya..

*terima kasih telah menjadi counterpain saya yg selalu membuat merasa nyaman..ilove u gurls..

Senin, 19 Maret 2012

Topeng, Bopeng, ?

Friends,

Dalam setahun terakhir ini, pertemanan menjadi hal yang sangat saya butuhkan. Kehangatan dan keabsurditas-an kami ternyata membuat satu bentuk pertemanan ini bukan hanya sekedar sesuatu yang cantik di mata orang, tapi juga cantik didalam diri kami masing-masing (at least, kami berharap yang demikian).

Berbicara masalah cantik, ternyata cantiknya sebuah hubungan, yang kali ini bukan sekedar pertemanan-tapi lebih, adalah sensitive dengan apa yang kami sebut topeng. Tidak serta merta kita lantas menggunakan topeng monyet kemana-mana, namun topeng itu ada didalam diri kita sendiri. Yang tujuannya bermacam-macam. Dan masih kali ini, saya sebenarnya pun juga sedang menggunakan topeng, untuk sedikit membagi cerita. Anggap saja, nama saya disini adalah Bunga.

Hidup jauh dari orangtua, membuat saya lebih membutuhkan teman untuk menemani pengalaman sendiri saya. Maaf, bukan saya tidak butuh keluarga, tapi di beberapa chapter kehidupan yang saya alami, ternyata teman kadang bisa memberikan satu dukungan yang cukup realistis.

Dan kebetulan, saya juga memiliki semacam hubungan LDR yang sekarang sedang cukup membosankan. Long Distance Relationship, yang hampir setahun dijalani, dan hampir tidak sedikit iman saya tentang hubungan ini naik turun. Bangga (karena kami bisa bertahan)? Tidak. Sedih (karena kami hanya memiliki sedikit kenangan)? Tidak juga. Jadi apa?

Intinya, berada pada satu dilemma, yang dinyatakan dalam sebuah hubungan LDR itu bisa sangat tidak nyaman. Kalau saya mengulang pernyataan sahabat saya yang membahas masalah LDR di posting sebelumnya, “we need a real touch”, bukan sekedar basa basi dan kebiasaan berkabar dan sekedar menanyakan keadaan yang telah merutin menjadi sebuah kewajiban..yang kini saya sadari, ternyata masih menjadi hak saya kok, untuk tidak menuruti apa yang menurut hukum LDR adalah wajib. Jika begitu, berarti masih sah-sah saja kan, saya mengatakan demikian kalau memang partner saya (dalam melakukan hubungan LDR ini) belum resmi menjadi pendamping bahkan calon sekalipun?

Jadi setuju atau tidak, terserah.

Saya bunga, dan selamat malam.

Selasa, 13 Maret 2012

Ketidakjelasan Pagi Ini

Gila ni AC, dinginnya mulai nusuk - nusuk. Tadi keluar mobil masih panash aja, matahari pagi masih OK lah. Itu sejam yang lalu. Sekarang mendung, dinginnya AC makin bikin kulit di badan kurusku makin keriput. Sejam yang lalu, udara masih seger, di dalem Cafe ini juga masih seger. Tapi sekarang, polusi... please deh polusi tau Mas!! *ngerokok persis dibawah AC yg persis nyembur ke arah ku*. Dan lamanya tuh Mas cungkring duduk disitu, mengepulkan asapnya, segelas cappuccino dan wafel tak jauh beda dengan ku. Maenin Bebeh, ngepul lagi, maenin Bebeh, makan wafel, maenin Bebeh, ngelamun.. Ekekeke kok aku jd merhatiin Dia yah? Trus ngapain dong Aku disini? Udah sejam lewat tetep nempelin pantat di kursi kayu ini, didepan meja bundar kecil yang cukup muat untuk lappiku, sepiring Tuna Pastel dan Hazelnut Latte (kesukaanku).
Jawabannya? Hanya menunggu teman - temanku yang 'gak pernah jelas' itu. Ahaha.. Bukan cuma 'hanya', bukan cuma 'gak pernah jelas' tapi memang sangat - sangat sulit untuk menerjemahkan arti pertemanan kami. 
Semalem, janjian buat ngupi cantik pagi hari. Hanya karena sebuah kata 'kangen'. Meski tahu, 'janjian' kali ini nggak akan mungkin bisa ontime atau ngumpul semua. Pasti ada salah satu dari kami yang gak bisa hadir -dan nyatanya aku sudah sejam nunggu mereka yg gak nongol2 juga- karna kerjaan.
Kembali lagi pada kata 'kangen'. Entah ya, kangen disini juga kayaknya sulit juga diartikan. Mewujudkan kata Unreal. Beberapa hari gak ketemu rasanya udah lamaaaaaaa... banget, merasa ada sesuatu yang harus 'diapakan' gitu (gak jelas juga kan). Komunikasi jalan terus, tetep lancar kayak jalan tol terutama WhatsApp. Salah satu media tempat kami sharing, ngobrol gak jelas, dan hanya kami bertiga. Jujur ye, kalo buat aku sendiri seh, sehari tuh hape gak bunyi tring.. tringg.. ringtone mereka kok kayanya gak komplit gitu. Bertiga, pertemanan yang aneh -kalo kata salah satu dr mereka- pacar? kalah jauh deh.. ahahaha.. No secret, gak perlu pake topeng, we knowing each other, berasa ada yg kurang deh klo satu gak ada -seperti sekarang-. Coba deh kalo ma pacar? Masih aja ada yang diumpet - umpetin, masih ngeles sana ngeles sini hahaha..
Sekarang nih, sekarang.. temen ku satu udah dateng. Dan, gak ngapa - ngapain. Just say hello, pesen ice coffee, duduk didepanku, ngobrol - ngobrol dikit gak jelas tentang rencana nanti siang, udah berapa lama aku disini, trus sibuk ma hape dia sendiri dan aku tetep berhadapan dengan lappi ku inih. Ahaha.. gak jelas!
"tetep ada yang kurang ya kalo kita gak ada satu".
Selalu inginkan semuanya berada disini, tapi waktu, tempat, keadaan seolah tak pernah 'memungkinkan'. Hey ya.. Ini memang bukan waktunya anak remaja yang masih conformis, mencari jati diri, kemana2 selalu bareng2.. Harusnyaaaaa... semua itu udah lewat. Udah waktunya buat mandiri, udah waktunya buat mikirin masa depan -itu selalu terucap dalam setiap obrolan- tapi hanya dalam pemikiran tanpa tindakan. Salah satu dari kami, nampaknya belum juga 'siap' untuk beranjak kesana. Ini nih, dari segi psikologis aja udah gak sehat teman, kita ini gak sehat. Tapi tanpa kalian, mungkin aku makin gak sehat. 
Pelan - pelan ya nyah, saling menyisihkan hati untuk menemui 'ketidaksesuaian' apapun itu. Tidak ada orang yang benar - benar 'waras' di dunia ini, hanya saja bagaimana cara kita untuk mempertahankan 'kegilaan' ini. Bersama kalian, dengan ketidakjelasan, bersama kalian, kita saling menyembuhkan *kisskisshugsbothofyou*

Selasa, 06 Maret 2012

LDR oh.. LDR...

gak tau sih ni mule nulis apaan..hahhaa..cuman,jujur lg galo tingkat tinggi tadi maalem... hiks..atau mungkin.. jablay tingkat tinggi?? whatever.. >_<

bahas LDR aja kali yah..kaya yg lg aku alamin, LDR apaan sih?? Long Distance Relationship kan?? ato jadinya SHIT?? wakakaka... se jauh apa sih yg bisa di bilang Long distance? apa harus pasangan kita di luar kota? ato,di dalem kota tapi susah nemuin nya?? LDR ada kelasnya looh.. *menurut aku sih* *abaikan klo gak penting* *tapi ini penting!* <---apa sih??

ok..balik ke kelas LDR.. yang pertama adalah Long Dumb Relationshit hemm...dari bacanya aja udah tau kan hubungan macam apa.. hubungan ini klo ak bilang yang ngejalanin bego.. kadang di dunia maya sering kejadian kenalan ma orang asing yang mungkin cocok dihati dan "mata" tapi gak pernah ketemuan dan gak tau dia asli ato gak..sering sih kejadian di "dunia"1 saya..saya sangat menjunjung tinggi harga sebuah kepercayaan,cuman klo jadian sama orang yang ketemu aja lum,kenal cuma dr facebook, chatting, sms ma telpon kayaknya kok big no no yaah..

truuss..ada Long Drama Relationshit..hahahaha..saat ini sih kadang aku ngerasain sih yg kelas dua ini.. *malah curcol* *abaikan* hemm..iya,more DRAMA..yang gak percaya ma pasangan lah, suka cemburu yang berlebihan, kangen yang kelewat besar, sama curiga ma pasangan kita.. DAMN..!! *thats so me* *curcol lagi*
bisa diatasin si masalah ini dengan menikmati hidup dan berfikir positif, percaya ma dia.. *ok..kadang susah* *tapi mari di coba* *bersama sama* *wakakaka*


hmm..LDR oh LDR.. nyiksa ga sih? susah ketemu, harus saling jaga perasaan..we need a real touch.. *run run small*

Selasa, 21 Februari 2012